Jumat, 19 Agustus 2016

Mengukur Tingkat Produktivitas OPZ di Indonesia


Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara output dengan input. Menurut Herjanto (2007), produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Dengan kata lain produktivitas memliliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian target berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya.

Meskipun berbasis sosial, namun dalam pengelolaannya organisasi pengelola zakat (OPZ) tetap perlu menjunjung tinggi profesionalitas, akuntabilitas dan prinsip transparansi. Termasuk dalam term ini adalah OPZ perlu beroperasi secara efektif, efisien serta produktivitas yang tinggi. Yang terbaru, dalam pengukuran efektifitas pengelolaan dana zakat, Baznas bekerjasama dengan Bank Indonesia menggagas konsep Zakah Core Principles (Beik et al, 2014). SMART Consulting tertarik untuk meneliti sejauh mana tingkat produktivitas lembaga zakat di Indonesia belakangan ini.

Untuk mengukur produktivitas lembaga zakat yang diobservasi, penelitian ini menggunakan analisis Malmquist Productivity Index (MPI). Indeks Malmquist secara spesifik melihat tingkat produktivitas masing-masing unit bisnis, dalam hal ini organisasi pengelola zakat, sehingga akan terlihat perubahan dari tingkat efisiensi dan teknologi yang digunakan berdasarkan input dan output yang telah ditetapkan. Indeks ini juga digunakan untuk menganalisis perubahan kinerja antarwaktu.

Indeks Malmquist pertama kali dibuat oleh Sten Malmquist pada 1953 untuk mengukur produktivitas. MPI berlandaskan pada konsep fungsi produksi (production function) yang mengukur fungsi produksi maksimum dengan batasan input yang sudah ditentukan. Dalam perhitungannya, indeks ini terdiri atas beberapa hasil yaitu: efficiency change (effch), technological change (techch), pure efficiency change (pech), economic scale change (sech) dan TFP change (tfpch).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 Organisasi Pengelola Zakat dari tahun 2012 hingga 2014. Empat OPZ ini adalah relatif terbesar dibanding OPZ lain. Mereka adalah: Baznas, PKPU, Rumah Zakat dan Dompet Dhuafa. Tahun 2014 adalah tahun terakhir observasi karena laporan tahun 2015 masih belum terpublikasi.

Variabel input dan output didapat dari laporan keuangan publikasi tahunan masing-masing OPZ. Tiga input dan dua output digunakan untuk mengukur efisiensi dan tingkat produktivitas. Sebagai variabel input adalah Beban SDM (X1), Beban Sosialisasi (X2) dan Beban Operasional (X3). Sementara itu untuk variabel output yaitu Dana Penerimaan Zakat (Y1) dan Dana Penyaluran Zakat (Y2).

Hasil yang diperoleh dari skor indeks produktivitas Malmquist (TFP Change) menunjukkan bahwa 3 OPZ mengalami peningkatan produktivitas dan 1 OPZ yang mengalami penurunan tingkat produktivitas selama periode observasi. Ketiga OPZ yang mengalami peningkatan adalah: Baznas (2.429), RZI (2.011) dan Dompet Dhuafa (1.938). Kondisi ini ditandai dengan skor 'TFP Change' lebih dari 1. Sementara PKPU menunjukkan tingkat produktivitas yang relatif menurun (0.864).


Pengukuran tingkat efisiensi dan produktivitas, tidak hanya perlu dilakukan oleh lembaga bisnis seperti perbankan dan LKS lain, tapi juga penting secara berkala dan konsisten dilakukan oleh lembaga social seperti OPZ. Hal ini bermanfaat dalam rangka evaluasi dan analisis yang lebih dalam sehingga penentuan arah kebijakan pengembangan zakat nasional lebih tepat dan konsisten.

Jumat, 05 Agustus 2016

Analisis Sentimen terhadap Zakat di Indonesia


Sentiment Analysis adalah sebuah cabang penelitian pada domain Text Mining yang mulai booming pada awal tahun 2002-an. Risetnya mulai marak semenjak paper dari B.Pang dan L.Lee muncul. Sederhananya, text mining lebih bertujuan untuk mengolah kata, bukan mengolah angka.
Sentiment analysis terdiri dari 3 subproses besar yakni: Subjectivity Classification, Orientation Detection dan Opinion Holder & Target Detection. Hingga saat ini, hampir sebagian besar penelitian di bidang sentiment analysis ditujukan untuk Bahasa Inggris karena memang Tools/Resources untuk bahasa inggris sangat banyak. Beberapa resources yang sering digunakan untuk sentiment analysis adalah SentiWordNet dan WordNet.
SMART Consulting sebagai sebuah lembaga yang fokus dalam riset ekonomi syariah mencoba mengukur tingkat sentimen publik terhadap kondisi zakat di Indonesia. Dipilih 30 dokumen spesifik yang digunakan sebagai sumber data. Tools Semantria digunakan sebagai alat bantu pengolahan.
Hasil analisis sentimen terhadap kondisi zakat di Indonesia memperlihatkan kondisi berikut. Sebanyak 27% menunjukkan sentimen positif. Demikian pula 27% mengarah kepada sentimen negatif. Sisanya sebesar 46% menunjukkan sentimen yang netral.

Rasionalisasi yang memungkinkan adalah, meskipun realisasi himpunan dana zakat baru sekitar 1,3 persen dari potensinya, namun trendnya menunjukkan hal positif. Inovasi yang dilakukan OPZ maupun awareness masyarakat muslim yang kian hari kian paham akan pentingnya zakat jika diberdayakan secara optimal, menjadi berita menggembirakan. Seperti halnya wakaf, zakat juga merupakan instrumen sosial Islam yang akan berperan signifakan di masa mendatang. Insya Allah.

Kamis, 04 Agustus 2016

Text Analytics atas Literatur Zakat


Potensi zakat Indonesia dalam setahun mencapai Rp 217 triliun (versi lain mencapai Rp 286 triliun). Tapi realisasinya saat ini menurut riset SMART Consulting baru terhimpun sekitar 1,3 persen saja. Faktanya, dalam 20 tahun terakhir perkembangan lembaga amil zakat di Indonesia berkembang cukup pesat. Namun di sisi lain, jumlah penduduk miskin dan kaum dhuafa di Indonesia justru terus bertambah.
Zakat memang unik. Ia sekaligus memiliki 3 dimensi ibadah. Personal, sosial dan ekonomi. Pertama, dimensi spiritual personal. Zakat merupakan perwujudan keimanan kepada Allah SWT sekaligus sebagai instrumen untuk purifikasi dan penyucian jiwa dari segala penyakit ruhani, seperti bakhil dan tidak peduli sesama.
Kedua adalah dimensi sosial, dimana zakat berorientasi pada upaya untuk menciptakan harmonisasi kondisi sosial masyarakat. Hubungan antara muzakki dan mustahik lebih terjaga. Miskin dan kaya diharapkan tidak terlalu timpang perbedaannya. Melalui zakat, hal itu sangat mungkin dicapai dan direalisasikan.
Yang ketiga adalah dimensi ekonomi, yang tercermin pada dua konsep utama, yaitu pertumbuhan ekonomi berkeadilan (QS 30:39) dan mekanisme sharing dalam perekonomian (QS 51:19). Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan kaum dhuafa. Pada jangka pendek, kebutuhan primer mustahik dapat terpenuhi, sementara pada jangka panjang, daya tahan ekonomi mereka akan meningkat, sekaligus menstimulasi pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hasil riset terkait terma zakat atas 30 dokumen spesifik dengan pendekatan text mining, didapatkan beberapa hasil. Pertama, term zakat berkaitan dengan beberapa kategori dan subkategori. Business (0,368), Health (0,184) dan Labor (0,158) menjadi 3 kategori utama. Sementara kategori berikutnya adalah: International Relation (0,079), IT (0,079), Research (0,079) dan Society (0,053).
Kedua perihal sentiment analysis. Analisis sentimen terhadap kondisi zakat di Indonesia memperlihatkan kondisi berikut. Sebanyak 27% menunjukkan sentimen positif. Demikian pula 27% mengarah kepada sentimen negatif. Sisanya sebesar 46% menunjukkan sentimen yang netral. Meskipun realisasi himpunan dana zakat baru sekitar 1,3 persen dari potensinya, namun trendnya menunjukkan hal yang menggembirakan. Terlihat dari inovasi yang dilakukan OPZ maupun awareness masyarakat muslim yang kian hari kian paham akan pentingnya zakat jika diberdayakan secara optimal.